Setelah Kita mengulas berbagai jenis investasi dan mitos yang beredar di dalamnya, kini Anda segera memahami prinsip utama trading. Terutama ciri khas trading yang membedakannya dengan investasi konvensional.
Konsep pertama trading yang harus Anda mengerti adalah adanya perbedaan mendasar antara trading dan investasi. Pendapat umum mengatakan bahwa dua hal ini memiliki substansi yang sama. Perumpamaan di bawah akan memberi gambaran mengenai perbedaan di antara trading dan investasi.
Prinsip dasar investasi dapat di-analogikan pada perumpamaan berikut ini; Anda membeli sebuah rumah dengan tujuan untuk menyimpannya sebagai modal. Kemudian rumah tersebut Anda sewakan kepada mahasiswa atau pelajar yang membutuhkan. Jenis usaha ini merupakan salah satu implementasi investasi yang sebenarnya. Karena rumah tersebut menghasilkan uang tambahan bagi Anda tanpa Anda harus bekerja terlalu keras. Modal awal usaha (berupa rumah), akan memberikan pendapatan uang kepada investor hingga jangka waktu tertentu.
Sementara konsep trading akan tertuang bila Anda membeli investasi rumah tersebut dan menyimpannya selama jangka waktu tertentu. Harapan Anda adalah terjadinya kenaikan nilai properti Anda ke titik tertinggi ideal. Pada saat harga investasi hunian mencapai level yang dirasa cukup bagus, Anda putuskan untuk menjual rumah tersebut. Keuntungan yang Anda dapat merupakan selisih dari nilai beli rumah terdahulu dan harga jual terkini.
Meskipun kedua cara trading dan investasi di atas menghasilkan keuntungan, namun trading memiliki keunggulan yang tidak dimiliki investasi. Pada investasi bisnis, kerugian modal akan terjadi saat harga aset Anda jatuh. Misalnya, ketika rumah yang tadi Anda miliki tanpa diduga terkena bencana alam. Nilai rumah dan aktifitas usaha Anda dipastikan akan terganggu oleh kerusakan yang terjadi. Secara otomatis harga rumah Anda berbalik arah menjadi kerugian investasi.{break}
Konsep pertama trading yang harus Anda mengerti adalah adanya perbedaan mendasar antara trading dan investasi. Pendapat umum mengatakan bahwa dua hal ini memiliki substansi yang sama. Perumpamaan di bawah akan memberi gambaran mengenai perbedaan di antara trading dan investasi.
Prinsip dasar investasi dapat di-analogikan pada perumpamaan berikut ini; Anda membeli sebuah rumah dengan tujuan untuk menyimpannya sebagai modal. Kemudian rumah tersebut Anda sewakan kepada mahasiswa atau pelajar yang membutuhkan. Jenis usaha ini merupakan salah satu implementasi investasi yang sebenarnya. Karena rumah tersebut menghasilkan uang tambahan bagi Anda tanpa Anda harus bekerja terlalu keras. Modal awal usaha (berupa rumah), akan memberikan pendapatan uang kepada investor hingga jangka waktu tertentu.
Sementara konsep trading akan tertuang bila Anda membeli investasi rumah tersebut dan menyimpannya selama jangka waktu tertentu. Harapan Anda adalah terjadinya kenaikan nilai properti Anda ke titik tertinggi ideal. Pada saat harga investasi hunian mencapai level yang dirasa cukup bagus, Anda putuskan untuk menjual rumah tersebut. Keuntungan yang Anda dapat merupakan selisih dari nilai beli rumah terdahulu dan harga jual terkini.
Meskipun kedua cara trading dan investasi di atas menghasilkan keuntungan, namun trading memiliki keunggulan yang tidak dimiliki investasi. Pada investasi bisnis, kerugian modal akan terjadi saat harga aset Anda jatuh. Misalnya, ketika rumah yang tadi Anda miliki tanpa diduga terkena bencana alam. Nilai rumah dan aktifitas usaha Anda dipastikan akan terganggu oleh kerusakan yang terjadi. Secara otomatis harga rumah Anda berbalik arah menjadi kerugian investasi.{break}
Pada investasi perumahan, Anda tidak dapat mengambil keuntungan dari kejatuhan harga. Disinilah letak keunggulan trading, instrumen derivatif memberikan keleluasaan bagi Anda untuk meraih peluang dari harga yang sedang turun. Hanya dengan membuka posisi sell sebagai posisi new. Maka ketika harga instrument investasi jatuh, Anda dapat melikuidasi posisi trading dengan satu klik saja. Trading juga memiliki kelebihan lain pada variabel-variabelnya yang patut disimak, antara lain:
a. Jangka Waktu
Masa berlaku keputusan investasi memiliki rentang waktu yang panjang dan mengikat hingga mencapai tingkat keuntungan ideal. Tempo trading yang diproyeksikan bisa dalam beberapa bulan, bahkan hingga puluhan tahun.
Contoh: seorang investor membeli investasi tanah pada lokasi yang menjanjikan dari sudut pandang ekonomis. Ketika harga tanah mengalami kenaikan, sang investor memutuskan untuk menjualnya. Dalam hal ini, pemodal harus menunggu nilai asetnya melonjak dalam jangka waktu yang lama.
Penggunaan waktu secara lebih efisien dapat dijumpai pada trading. Seorang trader dapat mengubah keputusan investasi dalam timeframe trading yang sangat pendek. Sebagai perumpamaan, Anda membeli alat investasi derivatif. Hanya dalam waktu lima menit trading, nilai investasi Anda naik ke harga yang menguntungkan. Trading anda dapat langsung melakukan aksi jual tanpa harus direpotkan oleh delay atau proses birokrasi apapun. Hal ini bisa dilakukan kapan saja tanpa terikat waktu selama sesi perdagangan trading sedang aktif.
b. Likuiditas
Dalam dunia investasi, likuiditas trading sebuah alat investasi berarti menggambarkan luas pasar transaksi terhadap instrumen tersebut (rasio jumlah penjual dan pembeli). Semakin tinggi likuiditas, maka bertambah mudah pula proses trading transaksi dapat dilakukan. Likuiditas yang rendah membawa kesulitan bagi penjual untuk menemukan pembeli.
c. Potensi Keuntungan
Dalam investasi tradisional, tidak terdapat fasilitas leverage karena berbasis modal penuh. Leverage merupakan layanan bagi investor untuk melakukan pembelian suatu instrumen trading dengan hanya mengeluarkan modal investasi jauh lebih kecil dari harga instrumen tersebut. Dalam perdagangan derivatif (penjelasan lebih detil bisa dilihat pada artikel selanjutnya), sebuah instrument trading berjangka dapat dibeli dengan hanya modal 10% dari nilai instrumen, bahkan ada produk yang dapat dibeli dengan hanya mengeluarkan 1% modal dari nilai total.
Contoh kecil proyeksi keuntungan dari investasi riil dapat disimak pada cerita berikut ini. Seandainya Anda membeli tanah di daerah elit ibukota seharga Rp 1 Miliar. Satu tahun kemudian harganya mencapai Rp.1,1 Miliar sehingga Anda putuskan untuk menjualnya. Dari modal investasi Anda sebesar Rp 1 Miliar tersebut, profit yang dihasilkan sejumlah Rp 100 juta. Perhitungan Return On Investment (ROI) dari modal awal Anda adalah sebagai berikut:
100/1000 x 100% = 10%
Bandingkan dengan potensi keuntungan yang bisa diraih produk trading derivatif berdasarkan contoh berikut. Anda membeli 100 troy ounce emas pada harga $1,000 per troy ounce (total modal yang dibutuhkan sebesar $10,000). Kemudian Anda menjualnya pada harga $1,100 per troy ounce. Dari transaksi ini, Anda memperoleh profit sebesar $10,000 ($100.00 x 100 troy ounce).
Perhitungan ROI Anda adalah sebagai berikut:
$10,000 / 10,000 x 100% = 100% dari nilai investasi kita.
a. Jangka Waktu
Masa berlaku keputusan investasi memiliki rentang waktu yang panjang dan mengikat hingga mencapai tingkat keuntungan ideal. Tempo trading yang diproyeksikan bisa dalam beberapa bulan, bahkan hingga puluhan tahun.
Contoh: seorang investor membeli investasi tanah pada lokasi yang menjanjikan dari sudut pandang ekonomis. Ketika harga tanah mengalami kenaikan, sang investor memutuskan untuk menjualnya. Dalam hal ini, pemodal harus menunggu nilai asetnya melonjak dalam jangka waktu yang lama.
Penggunaan waktu secara lebih efisien dapat dijumpai pada trading. Seorang trader dapat mengubah keputusan investasi dalam timeframe trading yang sangat pendek. Sebagai perumpamaan, Anda membeli alat investasi derivatif. Hanya dalam waktu lima menit trading, nilai investasi Anda naik ke harga yang menguntungkan. Trading anda dapat langsung melakukan aksi jual tanpa harus direpotkan oleh delay atau proses birokrasi apapun. Hal ini bisa dilakukan kapan saja tanpa terikat waktu selama sesi perdagangan trading sedang aktif.
b. Likuiditas
Dalam dunia investasi, likuiditas trading sebuah alat investasi berarti menggambarkan luas pasar transaksi terhadap instrumen tersebut (rasio jumlah penjual dan pembeli). Semakin tinggi likuiditas, maka bertambah mudah pula proses trading transaksi dapat dilakukan. Likuiditas yang rendah membawa kesulitan bagi penjual untuk menemukan pembeli.
c. Potensi Keuntungan
Dalam investasi tradisional, tidak terdapat fasilitas leverage karena berbasis modal penuh. Leverage merupakan layanan bagi investor untuk melakukan pembelian suatu instrumen trading dengan hanya mengeluarkan modal investasi jauh lebih kecil dari harga instrumen tersebut. Dalam perdagangan derivatif (penjelasan lebih detil bisa dilihat pada artikel selanjutnya), sebuah instrument trading berjangka dapat dibeli dengan hanya modal 10% dari nilai instrumen, bahkan ada produk yang dapat dibeli dengan hanya mengeluarkan 1% modal dari nilai total.
Contoh kecil proyeksi keuntungan dari investasi riil dapat disimak pada cerita berikut ini. Seandainya Anda membeli tanah di daerah elit ibukota seharga Rp 1 Miliar. Satu tahun kemudian harganya mencapai Rp.1,1 Miliar sehingga Anda putuskan untuk menjualnya. Dari modal investasi Anda sebesar Rp 1 Miliar tersebut, profit yang dihasilkan sejumlah Rp 100 juta. Perhitungan Return On Investment (ROI) dari modal awal Anda adalah sebagai berikut:
100/1000 x 100% = 10%
Bandingkan dengan potensi keuntungan yang bisa diraih produk trading derivatif berdasarkan contoh berikut. Anda membeli 100 troy ounce emas pada harga $1,000 per troy ounce (total modal yang dibutuhkan sebesar $10,000). Kemudian Anda menjualnya pada harga $1,100 per troy ounce. Dari transaksi ini, Anda memperoleh profit sebesar $10,000 ($100.00 x 100 troy ounce).
Perhitungan ROI Anda adalah sebagai berikut:
$10,000 / 10,000 x 100% = 100% dari nilai investasi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar